Jumat (26/5/2023) siang, tim dari Universitas Airlangga melakukan pengabdian masyarakat berupa edukasi pertolongan pertama gawat darurat dan inisiasi pembentukan komunitas kampung nelayan tanggap bencana hidrometeorologi di Kampung Nelayan Kedung Cowek. Kegiatan ini diharapkan dapat memberdayakan komunitas nelayan Kedung Cowek serta menambah pengetahuan dan keterampilan tanggap bencana hidrometeorologi sehingga siap siaga dalam menghadapi bencana, terutama di ruang lingkup sekitar komunitas nelayan.

Kelurahan Kedung Cowek sendiri tidak asing lagi bagi warga surabaya karena terkenal dengan hasil laut dan olahan lautnya. Hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan kampung nelayan di pesisir yang menghadap langsung ke selat madura. Dengan kondisi geografis tersebut, Kelurahan Kedung Cowek rentan terjadi bencana seperti banjir rob, gelombang tinggi, angin kencang, dan abrasi.

Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, kondisi cuaca ekstrem seringkali menjadi pemicu kejadian. Pada tahun 2021, kondisi cuaca ekstrem menyebabkan banjir rob dan gelombang tinggi yang menggulung perahu nelayan di tengah laut, mengakibatkan satu orang kehilangan nyawa karena pertolongan pertama tidak segera diberikan dan penanganan yang terlambat. Kasus lainnya, seorang anak yang hampir tenggelam mendapat pertolongan yang salah dengan posisi kakinya ditarik ke atas dengan harapan untuk mengeluarkan air, meski pada akhirnya berhasil diselamatkan. Pada 10 September 2022, dilaporkan juga bahwa seorang nelayan dari Nambangan hilang dikarenakan cuaca buruk dan kabut, yang mengakibatkan nelayan tersebut kehilangan orientasi pulang. Dari kejadian-kejadian tersebut, tim pengabdian masyarakat Universitas Airlangga mengambil langkah berupa tidakan pelatihan pertolongan pertama gawat darurat dan inisiasi pembentukan komunitas kampung nelayan tanggap bencana hidrometeorologi.

Pelatihan pertolongan pertama gawat darurat dibawakan oleh Airi Mutiar, dr., SpAn-TI., M.Ked.Klin dari Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR). Peserta pelatihan tidak hanya mereka yang bermatapencaharian sebagai nelayan, melainkan juga diikuti oleh istri dari nelayan-nelayan tersebut yang sehari-hari beraktivitas di daerah pesisir. Materi yang diberikan antara lain, pertolongan pertama gawat darurat (PPGD), bebat bidai, dan transportasi korban. Peserta pelatihan juga berkesempatan mendapatkan sesi praktek setelah pemberian materi. Praktek yang dilakukan antara lain, praktek pijat jantung/CPR, praktek pembidaian, dan praktek mengangkat tandu. Peserta pelatihan sangat antusias terutama pada saat sesi praktek karena dapat mencoba langsung media pelatihan. Di akhir pelatihan, peserta dengan praktek terbaik mendapatkan hadiah.

Setelah pemberian pelatihan selesai, dilanjutkan dengan agenda inisiasi pembentukan komunitas kampung nelayan tanggap bencana hidrometeorologi dan pembagian bantuan alat keselamatan berupa pelampung yang diserahkan secara simbolis kepada perwakilan dari pihak nelayan. Diharapkan dari adanya kegiatan ini, para nelayan dan masyarakat sekitar di Kampung Nelayan Kedung Cowek dapat menjadi agen perubahan tanggap bencana.

Penulis: Muhammad Andika Rifqi

source
https://unair.ac.id

By masSe